Berita

6 Fakta Penting Israel Mencegat Kapal Bantuan Kemanuasiaan ke Gaza

— Insiden mencegat armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza kembali menghangatkan perhatian dunia. Israel mengambil langkah tegas dengan menghadang sekitar 45 kapal sipil yang berupaya menembus blokade di perairan Gaza.

Peristiwa yang terjadi pada Rabu (1/10) malam waktu setempat ini memicu reaksi keras dari berbagai negara dan kelompok internasional. Sejumlah aktivis, termasuk politikus dan tokoh dunia, ikut dalam armada ini untuk mengantar bantuan ke warga Gaza yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan akibat blokade yang berlangsung lama.

Armada Global Sumud Berangkat dari Spanyol

Armada Global Sumud Flotilla dilepas dari Spanyol pada September lalu. Mereka bertekad menerobos blokade laut Israel yang selama ini membatasi akses bantuan ke Gaza, sehingga warga di sana mengalami kelaparan dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.

Israel telah memperingatkan armada tersebut agar tidak memasuki wilayah yang diklaim sebagai zona blokadenya. Namun, armada tetap maju dan akhirnya dicegat oleh kapal militer Israel sekitar pukul 20.30 waktu Gaza (17.30 GMT).

Penangkapan Aktivis Termasuk Greta Thunberg

Dalam operasi pencegatan itu, sejumlah orang, termasuk aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg (22), ditangkap. Kementerian Luar Negeri Israel merilis video yang menunjukkan Thunberg tengah mengemas barang-barangnya di kapal utama “Alma”.

Armada Global Sumud menyatakan bahwa kapal Alma, Sirius, dan Adara dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan Israel di perairan internasional. Sementara Rima Hassan, anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina yang ikut dalam armada tersebut, menyebut ratusan orang telah ditahan secara sewenang-wenang oleh Israel dalam insiden ini.

Hamas Kecam Tindakan Israel

Kelompok Hamas mengecam keras pencegatan kapal-kapal bantuan tersebut, menuding Israel melakukan pembajakan dan terorisme maritim terhadap warga sipil. Hamas menyebut tindakan Israel sebagai agresi yang berbahaya dan menuntut dunia mengecam langkah Tel Aviv.

Turki Serang Israel atas Pencegatan di Perairan Internasional

Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk tindakan Israel sebagai aksi terorisme di perairan internasional yang membahayakan nyawa warga sipil tidak bersalah. Turki menilai serangan ini sebagai bukti kebijakan fasis dan genosida yang dilakukan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Turki juga menyerukan PBB dan organisasi internasional untuk segera membuka blokade Gaza dan memastikan kebebasan navigasi serta akses bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.

Kolombia Usir Diplomat Israel

Presiden Kolombia, Gustavo Petro, merespons insiden ini dengan mengusir seluruh diplomat Israel dari negaranya. Petro menyebut tindakan Israel sebagai kejahatan internasional dan mengecam keras pencegatan armada bantuan kemanusiaan.

Dua aktivis Kolombia, Manuela Bedoya dan Luna Barreto, yang tergabung dalam misi Global Sumud, juga ditahan oleh Israel di perairan internasional. Kolombia menuntut pembebasan mereka segera dan telah memutuskan hubungan diplomatik serta perjanjian perdagangan bebas dengan Israel.

Masih Ada Puluhan Kapal yang Terus Berlayar ke Gaza

Meskipun 13 kapal telah dicegat, Global Sumud Flotilla memastikan bahwa sekitar 30 kapal lain masih melanjutkan perjalanan menuju Gaza. Jarak mereka sekitar 46 mil laut atau 85 kilometer dari Gaza, walau mendapat pengawalan ketat dari angkatan laut Israel.

Juru bicara armada, Saif Abukeshek, menegaskan bahwa misi kemanusiaan ini akan terus berjalan meski menghadapi berbagai hambatan.

Israel Klaim Pencegatan Berjalan Aman

Kementerian Luar Negeri Israel mengklaim bahwa pasukannya berhasil mencegat kapal-kapal tersebut secara aman tanpa insiden serius. Para penumpang yang ditahan kini dipindahkan ke pelabuhan Israel untuk proses lebih lanjut.

Namun, tindakan ini memicu kecaman dan protes dari berbagai pihak yang menilai langkah Israel sebagai pelanggaran hukum internasional dan menghambat bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza.

Jangan ketinggalan informasi penting! Follow kami sekarang di Google News.

Penulis: Sony Watson